Arifin, M. 2001. Teknik penulisan ilmiah sekunder. Warta Balitbio, Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan. 16: 10-15.
Muhammad Arifin
Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor
ABSTRAK
Penyebaran informasi, baik melalui tulisan ilmiah primer maupun sekunder dapat berlangsung efektif apabila penulisnya memiliki keterampilan dalam menyiapkan makalah untuk diterbitkan dalam suatu majalah ilmiah atau dipresentasikan dalam suatu pertemuan ilmiah. Tulisan ini dimaksudkan untuk membantu anda dalam menyiapkan makalah ilmiah sekunder untuk diterbitkan dalam suatu majalah ilmiah. Tulisan ini terdiri atas empat bagian utama, yaitu (1) rangkaian langkah penulisan makalah, (2) garis besar makalah, (3) struktur makalah, dan (4) pemeriksaan makalah.
Kata kunci: Makalah, Penulisan, Majalah ilmiah sekunder
PENDAHULUAN
Ada dua macam makalah ilmiah, yaitu makalah primer dan makalah sekunder. Makalah primer mengandung hal-hal baru yang belum diterbitkan, ditulis oleh peneliti untuk dibaca oleh peneliti lain. Berbeda dengan makalah primer, makalah sekunder mengandung hal-hal yang telah dikemukakan sebelumnya, ditulis oleh peneliti untuk dibaca oleh pembaca yang kurang ahli atau bukan di bidangnya. Makalah primer dapat diperoleh dalam jurnal, buku, atau buletin penelitian, sedangkan makalah sekunder dapat diperoleh dari textbook, buku umum dan majalah, newsletter, artikel koran, poster, dan press release.
Ada lima prinsip dasar yang harus dipenuhi oleh seorang penulis, yaitu (l) penulis harus berpikiran bahwa pembaca itu cerdas, tapi kurang informasi, (2) penulis harus menentukan tujuan penulisan dan memastikan bahwa setiap kata yang ditulis mendukung tujuan tersebut, serta menulis makalah dalam waktu yang singkat, (3) penulis harus menggunakan bahasa yang lazim, sederhana, dan konkrit, (4) penulis harus memeriksa hasil tulisannya sesuai prinsip: pertama-tama anda mengatakan kepada pembaca apa yang anda akan katakan kepadanya, kemudian anda mengatakan kepadanya, setelah itu anda mengatakan kepadanya apa yang anda telah katakan kepadanya, dan (5) penulis harus membuat makalahnya menarik untuk dibaca (Mills dan Walter, 1988). Menurut Rifai (1997), suatu makalah dinyatakan efektif apabila makalah tersebut dapat membawa pikiran (idea) penulisnya dengan tepat. Bahasa yang dipakai mudah dimengerti atau tidak akan disalah-tafsirkan. Makalah harus tepat (accurate), singkat dan jelas. Tanda-tanda baca, cara menulis, dan istilah-istilah yang digunakan harus konsisten dari permulaan sampai akhir. Makalah harus ditulis dengan jujur, tidak ada yang disembunyikan. Makalah yang ditulis dengan tidak akurat dan tidak jujur, apabila diterbitkan, informasinya akan tersebar secara cepat dan diterima oleh pembaca sebagai informasi yang benar. Penulis makalah bertanggung-jawab terhadap keakuratan dan kejujuran makalah.
Tulisan ini dimaksudkan untuk membantu anda dalam menyiapkan makalah ilmiah sekunder (tinjauan/review) untuk diterbitkan dalam suatu majalah ilmiah. Tulisan ini terdiri atas empat bagian utama, yaitu (1) rangkaian langkah penulisan makalah, (2) garis besar makalah, (3) struktur makalah, dan (4) pemeriksaan makalah.
RANGKAIAN LANGKAH PENULISAN MAKALAH
Proses komunikasi dalam suatu makalah ilmiah adalah serangkaian proses yang diawali oleh adanya sumber komunikasi (penulis) yang menyiapkan pesan (informasi) dan mengirimkannya melalui suatu saluran komunikasi (majalah ilmiah) untuk masyarakat pengguna informasi anda (peneliti lain, penyuluh, pembuat kebijakan, dan lain-lain), sehingga mereka mengetahui informasi yang anda sampaikan (Wiggin dan Bernsten, 1979). Agar proses tersebut berjalan lancar, penulis harus menguasai tiap komponen dari proses komunikasi tersebut. Pertama, penulis harus mengetahui siapa pengguna informasinya agar penulis mudah menentukan bahasa yang sesuai bagi pengguna informasi tersebut. Selanjutnya, penulis harus mempelajari semua persyaratan yang dikemukakan dalam majalah ilmiah yang akan menerbitkan makalahnya.
Setelah peneliti mengetahui pengguna informasinya dan persyaratan dalam majalah ilmiah yang harus dipenuhi, penulis siap untuk mulai merencanakan dan menulis makalah - bagian penyiapan pesan (informasi) dari proses komunikasi. Ada 18 langkah dalam penulisan makalah ilmiah, yang dikelompokkan dalam empat tahap, yaitu persiapan, perencanaan, penulisan, serta perbaikan (Mundy dan Bernsten, 1985; Wiggin dan Bernsten, 1979).
A. Persiapan
1. Memilih topik. Topik tidak sama dengan judul. Topik menunjukkan pokok persoalan yang akan dikembangkan menjadi judul tulisan. Contoh topik tulisan: Pengendalian Hama dengan Insektisida, dan Rekayasa Genetik Tanaman.
2. Memilih majalah ilmiah. Setiap majalah ilmiah mempunyai tujuan, ruang lingkup disiplin ilmu, jenis tulisan (primer atau sekunder), dan pembaca tertentu. Umumnya, hal tersebut tercantum dalam Statement of Purpose dari majalah ilmiah tersebut. Penulis harus memilih majalah yang sesuai dengan topik tulisannya agar penulis mendapatkan pembaca yang tertarik pada tulisannya. Pada Lampiran 1 disajikan Statement of Purpose dari beberapa majalah ilmiah sekunder dalam lingkup Badan Litbang Pertanian.
3. Membaca pedoman bagi penulis. Setiap majalah ilmiah memberi persyaratan yang harus diikuti oleh penulis. Persyaratan tersebut, antara lain meliputi gaya (style), format, panjang makalah, dan bentuk daftar pustaka. Pada Lampiran 2 disajikan Pedoman bagi Penulis (Notes to Authors)dari beberapa majalah ilmiah sekunder dalam lingkup Badan Litbang Pertanian.
B. Perencanaan
4. Menentukan permasalahan. Penulis harus menentukan permasalahan, baik secara eksplisit, maupun implisit yang akan dipecahkan. Pengungkapan permasalahan tersebut akan membantu penulis untuk memilih bahan yang akan dimasukkan ke dalam makalah.
5. Membuat daftar pustaka. Penulis perlu membuat catatan dari pustaka yang dirujuk. Catatan tersebut (berupa kartu berukuran 13 x 8 cm) berisi rujukan lengkap dengan gaya yang dikehendaki majalah, serta komentar pembaca, kutipan, dan lain lain yang membantu penulis dalam menyusun makalahnya nanti (Gambar 1).
5. Menulis metode dan hasil penelitian (tidak diperlukan dalam penelusuran makalah sekunder).
6. Membuat garis besar makalah (outline). Pembuatan garis besar makalah merupakan langkah terpenting dalam penyusunan makalah. Topik-topik utama disusun dalam bagian (yang biasanya sudah ditentukan oleh gaya majalah): Pendahuluan, Topik(-topik) bahasan dan Kesimpulan. Kerangka utama (berupa sub-sub) disusun, kemudian diisi dengan bahan yang dicatat pada kartu Pustaka.
C. Penulisan
8. Menulis jurnal. Judul tulisan mungkin berubah sebelum penulis mengakhiri tulisannya. Penulisan judul sangat awal akan membantu mengorganisir pikiran penulis.
9. Menulis abstrak. Abstrak mungkin juga berubah sebagaimana halnya dengan judul. Abstrak akan membantu dalam mengorganisasikan tulisan.
10. Menyusun tabel dan ilustrasi. Tabel dan ilustrasi sebaiknya disusun terlebih dahulu, kemudian disusul dengan penulisan deskripsinya. Penyusunan tabel dan ilustrasi dalam bentuk yang komunikatif akan membantu penulis menginterpretasikan data.
11. Menulis konsep naskah pertama. Konsep naskah pertama ditulis berdasarkan garis besar (langkah 7 di atas) dan dikerjakan sekaligus tanpa diselingi pekerjaan lain agar kalimat dan paragrafnya sinambung satu sama lain. Naskah sebaiknya diketik dengan menggunakan komputer untuk memudahkan perbaikan naskah.
12. Menyusun daftar pustaka. Pustaka yang dirujuk disusun dengan menggunakan gaya majalah yang dipilih.
D. Perbaikan
13. Memeriksa susunan. Naskah yang baik biasanya telah diperbaiki dan ditulis ulang beberapa kali sebelum diserahkan ke penyunting. Hindari kesalahan teknis, isi, dan ketikan agar naskah dapat diproses dengan cepat. Susunan diperiksa: apakah setiap bagian dari paragraf dalam urutan terbaik, serta bersambung dengan bagian yang mendahuluinya dan mengikutinya?. Apakah ada informasi yang perlu, tetapi belum tertulis?. Apakah abstrak telah mewakili informasi yang dikemukakan dalam naskah?
14. Memperbaiki tata bahasa dan gaya. Naskah harus ditulis dalam bahasa yang baik, dengan menggunakan istilah yang tepat. Gaya yang ditentukan oleh majalah menentukan bentuk judul dan sub-judul, penggunaan huru besar dan kecil, titik atau koma sebagai tanda desimal, perlakuan tabel, ilustrasi, dan lain-lain. Penyesuaian gaya sebelum naskah diserahkan oleh penulis akan menjamin kemudahan dan kecepatan pemprosesan oleh penyunting.
15. Meminta kritik teman. Naskah yang telah diketik diberikan kepada teman sebidang untuk dimintai kritik dan saran. Teman tersebut mungkin mempunyai sudut pandang berbeda, dan dapat melihat kekurangan yang terdapat dalam naskah. Penulis sering tidak menyadari ketidakjelasan tulisannya karena mengira pembaca mengetahui apa yang dia tulis.
16. Memeriksakan naskah kepada penyunting. Naskah diserahkan kepada penyunting untuk pemeriksaan. Setelah dikembalikan oleh penyunting, penulis memeriksa ulang dan memperbaiki naskah tersebut secepatnya. Penulis perlu membahas masalah yang dihadapi dengan penyunting.
17. Mengetik naskah terakhir. Naskah diketik sesuai dengan Pedomon bagi penulis. Sebelum diserahkan ke penyunting, makalah harus diperiksa sekali lagi.
18. Penyerahan makalah. Makalah diserahkan kepada penyunting disertai dengan disket berisi file makalah dalam program yang telah ditentukan. Penyerahan makalah disertai disket sangat membantu kelancaran proses penyuntingan dan penerbitan. Penulis harus menyimpan rangkap untuk diri sendiri.
GARIS BESAR MAKALAH
Garisbesar (outline) makalah adalah penggalan tulisan yang disusun secara sistematis dan merupakan pedoman dalam penulisan makalah. Ada tiga macam garis besar makalah, yaitu garis besar topik, garis besar kalimat, dan garis besar paragraf. Masukan pada garis besar topik berupa kata tunggal atau ungkapan, pada garis besar kalimat berupa kalimat lengkap dan pada garis besar paragraf berupa paragraf. Garis besar paragraf tidak digunakan untuk penulis teknis, sehingga tulisan ini tidak mendiskusikannya. Ketiga garis besar tersebut menunjukkan urutan dalam membuat garis besar makalah (Mills dan Walter, 1988).
Garis besar makalah disusun dengan cara membagi pokok permasalahan menjadi beberapa bagian utama (diberi nomor angka romawi). Bagian utama dibagi menjadi beberapa subbagian (diberi nomor huruf besar), dan subbagian dibagi menjadi beberapa sub-subbagian (diberi nomor angka arab). Struktur garis besar makalah disajikan pada Gambar 2. Contoh garis besar topik disajikan pada Lampiran 3, sedangkan contoh garis besar kalimat disajikan pada Lampiran 4.
STRUKTUR MAKALAH
Struktur makalah harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam majalah ilmiah.
1. Judul
Judul harus informatif dan mampu menarik perhatian pembaca secara sepintas agar sekali dibaca, judul tadi mudah ditangkap maknanya. Judul harus dibuat sesingkat-singkatnya (biasanya terdiri atas 6-10 kata), tetapi harus dapat menggambarkan isi makalah dengan tepat, dan menggambarkan subjek (pokok persoalan). Keterangan-keterangan yang kurang perlu hendaknya ditulis di bab Pendahuluan. Oleh karena itu jangan membuat judul terlalu umum, misalnya: Pentingnya plasma Nutfah Kedelai. Rubahlah menjadi: Seleksi plasma Nutfah Kedelai dalam Pemuliaan Varietas Tahan. Jangan pula membuat judul terlalu spesifik, misalnya: Pengaruh Waktu dan Jumlah Penyiraman Air terhadap Pertumbuhan dan Hasil dari Empat Varietas Kacang Tanah yang Ditumbuhkan dalam Pot. Rubahlah menjadi: Waktu dan Jumlah Penyiraman Air pada Kacang Tanah.
Agar mudah dimasukkan ke dalam indeks dan katalog perpustakaan, sebaiknya judul diawali dengan kata kunci (key word), sepanjang hal tersebut tidak menimbulkan kejanggalan. Misalnya judul Cara Bercocok Tanam Kedelai dapat diganti dengan Kedelai, Cara Bercocok Tanamnya. Sebaiknya jangan memakai kata (-kata) yang kurang berarti, seperti Penelitian Pendahuluan, Studi Perbandingan, Pengaruh, dan Beberapa Macam. Demikian juga hindari keterangan tambahan yang kurang relevan, seperri varietas tanaman dan lokasi percobaan. Istilah atau nama kimia yang panjang sebaiknya ditulis singkatannya, sedangkan keterangannya yang lengkap ditulis dalam pendahuluan.
2. Nama Penulis (-penulis)
Siapa saja yang dinyatakan sebagai penulis harus ditentukan pada saat persiapan penulisan makalah. Orang yang memberi masukan yang nyata patut disebut sebagai penulis, sedangkan yang hanya memberi usulan, saran, dan kritik tidak perlu dicantumkan sebagai penulis. Urutan penulis juga harus ditentukan: orang yang memberi masukan paling besar disebut penulis pertama. Bila setiap penulis memberi masukan yang bernilai sama, nama-nama dapat ditulis dalam urutan abjad.
Agar kesatuan tulisan terjaga, sebaiknya makalah ditulis oleh seorang penulis, setelah itu makalah diperiksa dan diperbaiki oleh penulis lain. Orang yang menulis biasanya sama dengan yang memberi masukan terbesar.
3. Abstrak
Abstrak dapat ditampilkan secara kualitatif (abstrak deskriptif) atau kuantitatif (abstrak informatif). Abstrak deskriptif umum digunakan dalam majalah ilmiah sekunder, sedangkan abstrak informatif umum digunakan dalam majalah ilmiah primer. Abstrak deskriptif hanya mengemukakan pokok-pokok permasalahan yang dibahas dalam makalah. Penulis jarang atau tidak menerangkan bagaimana pokok-pokok permasalahan tersebut. Kalimat berikut sering ditemukan dalam abstrak deskriptif: Pengaruh insektisida terhadap kematian predator penggerek batang dibahas. Abstrak deskriptif mudah ditulis, tetapi mengandung sedikit informasi.
Abstrak informatif merupakan ringkasan makalah secara keseluruhan. Dalam abstrak ini dikemukakan masalah, tujuan, metode, hasil penelitian, pembahasan, dan implikasinya. Abstrak informatif memberikan lebih banyak informasi daripada abstrak deskriptif. Abstrak bukanlah pendahuluan atau kesimpulan, melainkan ringkasan setiap pokok permasalahan yang dibahas dalam makalah. Abstrak biasanya ditampilkan dalam satu paragraf tunggal berspasi ganda pada satu halaman terpisah, tanpa rujukan dan singkatan, kecuali jika hal itu telah menjadi standar atau diterangkan. Penulis tidak dibenarkan mengemukakan hal-hal yang tidak diuraikan dalam makalah. Abstrak sering dibaca sebagai petunjuk isi makalah dan diterbitkan dalam bibliografi atau jurnal abstrak. Abstrak harus singkat, padat, lengkap, dapat berdiri sendiri, dan mudah dimengerti oleh pembaca tanpa melihat makalahnya. Pada umumnya abstrak disajikan dalam satu paragraf dengan menggunakan tidak lebih dari 200 kata.
Abstrak sementara ditulis pada awal langkah penyusunan makalah (langkah 9) untuk membantu menjernihkan pikiran penulis serta menjelaskan pokok-pokok permasalahan dalam makalah. Abstrak sementara tersebut dapat diperbaiki pada tahap lanjut, setelah naskah selesai ditulis. Abstrak harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Pedoman bagi Penulis majalah dalam hal gaya dan panjang. Contoh abstrak deskriptif dan informatif dari suatu makalah ilmiah sekunder disajikan pada Lampiran 5.
4. Kata Kunci
Kata kunci (key-words) umum dipakai kalau akan mencari informasi secara cepat. Kata kunci umumnya diletakkan di bawah abstrak, terdiri atas sekitar delapan kata atau tidak melebihi satu baris panjangnya. Kata kunci dapat berasal dari judul, abstrak atau isi makalah. Dalam memilih kata kunci pertanyakan pada diri sendiri kata-kata apa yang akan dipakai untuk memudahkan pencarian informasi mengenai topik-topik penting dari tulisan yang sedang dipersiapkan.
5. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan unit lengkap dan berdiri sendiri yang mengantarkan pembaca secara langsung kepada pokok tulisan dengan membuat pernyataan masalah yang dihadapi secara jelas. Ada empat fungsi utama pendahuluan, yaitu untuk menyatakan pokok permasalahan, tujuan, ruang lingkup, dan rencana pengembangan makalah. Pendahuluan juga mengemukakan ringkasan temuan dan kesimpulan penting, dan kadang-kadang juga menjelaskan nilai penting dari pokok permasalahan.
Pendahuluan harus dapat menjawab pertanyaan apa dan mengapa. Isi Pendahuluan harus mampu menarik perhatian pembaca, harus cukup pendek (sekitar tiga paragraf atau satu halaman ketik), dan berisi informasi yang langsung relevan dengan topik-topik bahasan. Pustaka yang diacu sebaiknya terbitan mutakhir, tidak melewati 10 tahun terakhir. Pengacuan terhadap pustaka tersebut tidak perlu banyak, secukupnya saja.
6. Topik-topik Bahasan
Walaupun merupakan bagian dari inti makalah, tabel dan ilustrasi harus berdiri sendiri, dapat dimengerti tanpa perlu melihat tulisan. Seorang pembaca sering melihat tabel dan ilustrasi sebelum membaca tulisan. Gambaran yang diperoleh dari tabel dan ilustrasi bukan hanya mengenai hasil, tetapi juga maksud percobaan. Bila tidak mempunyai maksud yang jelas, tabel dan ilustrasi dapat dihilangkan atau diubah bentuknya agar lebih komunikatif. Data yang dapat dijelaskan dengan lebih singkat dalam beberapa kalimat tidak perlu disajikan sebagai tabel. Sebaliknya, penjelasan dengan tulisan yang terlalu rumit mungkin lebih baik bila disajikan dalam bentuk tabel atau ilustrasi.
Pengulangan setiap angka dari tabel harus dihindari dalam tulisan. Tulisan mengemukakan pokok-pokok utama yang dicerminkan oleh data, misalnya maksimum atau minimum, serla kecenderungan atau hubungan antar peubah.
7. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan penutup dari suatu pembahasan, terdiri atas dua atau tiga kalimat. Dalam merumuskan kesimpulan, janganlah mengemukakan pernyataan yang sudah berlaku umum. Bersikaplah kritis dan bernalarlah secara konklusif, sehingga dicapai kesimpulan yang mendekati kesempurnaan. Dalam kesimpulan, saran yang sering bersifat tindak lanjut terapan hanya cocok untuk majalah semi ilmiah yang mengarah kepada penyuluhan teknis.
8. Penghargaan
Bantuan berupa dana, saran, atau nasehat dari perorangan atau organisasi dihargai dengan menuliskan terima kasih. Persetujuan dari pihak yang dihargai harus diminta sebelum penghargaan tersebut dimuat.
9. Pustaka
Setiap sumber kutipan atau gagasan harus dirujuk dalam makalah. Umumnya, rujukan dalam majalah ilmiah menggunakan sistem nama-tahun atau sistem nomor. Dalam sistem nama-tahun, setiap rujukan dapat berupa nama penulis disertai dengan tahun penerbitan, misalnya: “........ (Kaelin et al., 1994)” atau “Ishikawa (1996) menyatakan bahwa ......”. Dalam sistem nomor, rujukan yang disusun secara abjad dalam Pustaka diberi nomor urut, dan nomor urut inilah yang dimuat dalam tulisan, misalnya: “Ishikawa (13) menyatakan bahwa ....” atau rujukan kalimat tanpa menyebut nama "........ (13)”.
Tulisan yang tidak atau belum diterbitkan dapat dirujuk pada akhir teks dengan menambahkan catatan 'tidak diterbitkan" atau "dalam penerbitan" dalam tanda kurung pada pustaka. Informasi yang diperoleh secara lisan atau lewat surat dijelaskan dengan menyebut nama sumber diikuti dengan kata "komunikasi pribadi" dalam tanda kurung. Komunikasi pribadi dicantumkan pada teks dan tidak dirujuk dalam daftar pustaka. Kutipan yang bersumber dari suatu institusi dirujuk dengan menyebutkan nama institusi tersebut sebagai penulis. Berikut ini beberapa contoh penulisan Pustaka:
1. Rujukan untuk majalah ilmiah:
Kaelin, K., P. Morcel, and F. Gadani (1994). Isolation of Bacillus thuringiensis from stored tobacco and Lesioderma serricone (F.) Appl. Environ. Microbiol. 60(1): 19-25.
Widiastuti, H., T.W. Darmono, dan R.S. Hadioetomo. 1996. Karakteristik beberapa isolat Bacillus thuringiensis dari berbagai habitat di Indonesia serta toksisitasnya terhadap Hyposidra talaca. Menara Perkebunan. 64(2): 65-18.
2. Rujukan untuk buku (textbook):
Lehninger, A.L., D.L. Nelson, and M.M. Cox. 1993. Principles of Biochemistry. Worth Pub., New York. 1013 p.
3. Rujukan untuk risalah (proceeding) atau buku berisi banyak makalah:
Pohl,T. (1990). Concentration of proteins and removal of solutes, p. 68-83. In: M.P. Deutscher et al. (Eds.). Guide to Protein Purification. Academic Press, San Diego.
Kardin, M.K. dan H.R. Hifni. 1993. Penyakit hawar daun bakteri padi di Indonesia, p. 85-99. Dalam: M. Syam et al. (Eds.). Risalah Seminar Puslitbang Tanaman Pangan April 1992 - Maret 1993. Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor.
PEMERIKSAAN MAKALAH (Mitls dan Walter, 1988)
Sebelum anda mulai menulis, apakah anda telah ..................
1. Mendifinisikan masalah?
2. Mengkompilasi semua informasi yang dibutuhkan?
3. Memeriksa ketepatan semua informasi yang akan disajikan?
4. Mengingat hasil kajian sebelumnya dan berhubungan dalam bidang yang sama?
5. Mempelajari siapa yang akan membaca makalah anda?
6. Menentukan mengapa mereka akan membacanya?
7. Mencoba mengantisipasi pertanyaan pembaca yang akan ingin anda jawab?
8. Menentukan sikap pembaca mengenai tujuan makalah?
9. Menentukan sudut pandang yang anda ingin kembangkan?
10. Memeriksa kesesuaian pendekatan anda dengan kebijakan dan tujuan pembangunan?
Dalam membuat perencanaan, apakah anda telah ..................
1. Merencanakan pendahuluan yang akan memperkenalkan pokok permasalahan dan menyajikannya?
2. Menyusun bagian-bagian penyajian sedemikian rupa, sehingga bagian-bagian tersebut berperanan dalam tulisan?
3. Mengemukakan latar belakang informasi dengan jelas?
4. Membuang rincian yang tidak relevan dan tidak perlu?
5. Merencanakan kesimpulan yang tegas?
6. Menentukan secara jelas kesimpulan dan rekomendasi yang harus disajikan?
7. Menetapkan format fungsional: kepala (heading), subheading, ilustrasi, dll.)?
Pada saat menulis, apakah anda telah .....................
1. Mengungkapkan dengan bahasa sendiri mengenai apa yang anda ingin katakan?
2. Menggunakan bahasa yang diadaptasikan ke pembaca?
3. Menggunakan sesedikit mungkin kat-kata yang konsisten dengan kejelasan, kelengkapan, dan kesopanan?
4. Menyajikan tulisan yang memberikan tanggapan sesuai keinginan?
5. Mencoba menghasilkan gaya yang tidak hanya akurat, jelas, dan meyakinkan, tetapi juga menarik?
6. Menyajikan semua fakta dan memberikan komentar terhadap fakta tersebut?
7. Menjelaskan pembaca mengenai kegiatan yang anda rekomendasikan dan mengapa?
8. Menghubungkan ilustrasi dan karya seni secara dekat dengan tulisan?
Pada saat memeriksa dan memperbaiki, apakah anda telah ...................
1. Menyesuaikan maksud dengan kebutuhan dan keinginan pembaca?
2. Mengkoreksi ketikan secara teliti mengenai susunan bahasa, tanda baca, dan ejaan?
3. Membuang susunan kata-kata yang panjang dan kurang berguna?
4. Memisahkan kalimat panjang?
5. Memeriksa fungsi kepala (heading) sebagai label bagi pokok permasalahan?
6. Menghapus kata-kata dan ungkapan yang bertentangan?
7. Memutuskan secara bijak mengenai kejelasan pilihan kata-kata anda bagi pembaca?
8. Memeriksa kejelasan peralihan?
9. Memeriksa untuk kedua kalinya untuk melihat bahwa pendahuluan telah menetapkan tujuan, ruang lingkup, dan rencana pengembangan secara jelas?
10. Memberi kesempatan bagi orang lain untuk memeriksa makalah anda?
Akhirnya, apakah anda telah .....................
1. Menyelesaikan makalah tepat waktu?
2. Menghasilkan potongan tulisan yang dapat anda banggakan?
PUSTAKA
1. IARDJ. 1998. Notes to authors. Indonesian Agricultural Research & Development Journal, AARD, Bogor. 20(1): 24 p.
2. JPPP. 1998. Pedoman bagi penulis. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Bogor. XVII(1): 38 p.
3. Mills, G.H. and J.A. Walter. 1998. Technical Writing. Holt, Rinehart and Winston, New York. 434 p.
4. Montagnes, I. 1991. Editing and Publication: A Training Manual. IRRI, Manila. 429 p.
5. Moeljopawiro, S. 1999. Bioprospecting: peluang, potensi, dan tantangan. Buletin AgroBio. 3(1): 1-7.
6. Mundy, P. dan J. Bernsten. 1985. Bagaimana Menulis Makalah dan Menyajikan Seminar Ilmiah. Puslitbangtan, Bogor. 74 p.
7. Rifai, M.A. 1997. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 180 p.
8. Wiggin, B. and J. Bernsten. 1979. Communicating in Technical English: A Handbook for Agricultural Scientists. AARD, Bogor. 152 p.
Lampiran 1. Statement af Purpose dari beberapa majalah ilmiah sekunder dalam lingkup Badan Litbang Pertanian
1. Buletin AgroBio
Buletin AgroBio memuat artikel tinjauan ilmiah hasil riset dalam bidang biologi dan bioteknologi tanaman. Naskah (boleh ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris) yang diajukan untuk diterbitkan hendaknya belum pernah dipublikasikan pada media cetak manapun atau ditulis sesuai dengan "Pedoman bagi Penulis". Dewan Redaksi berhak menyunting naskah tanpa mengubah isi dan makna tulisan atau menolak menerbitkan suatu naskah. Naskah dapat bersifat tinjauan ilmiah (kritis) atau tinjauan informatif (anotasi) terhadap subjek tertentu, atau gabungan antara keduanya. Tinjauan ilmiah merupakan hasil evaluasi, sintesis, dan analisis kritis tentang riset bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan tinjauan informatif merupakan hasil evaluasi bagi kepentingan pengguna. Isi naskah dapat membahas salah satu dari butir-butir berikut, yaitu: (a) status riset pada subjek tertentu, baik yang telah, sedang, maupun yang akan dikerjakan, (b) pengungkapan masalah dan pemecahannya, (c) pengembangan suatu metode atau konsepsi, dan (d) gagasan dan pendekatan yang dapat dijadikan landasan bagi suatu usulan riset. Sumber bacaan seyogyanya meliputi bahan pustaka terbitan dalam dan luar negeri yang terkini dan relevan.
2. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pertanian
Jurnal ini memuat suatu tinjauan (review) dari hasil-hasil penelitian dan prospek pengembangannya serta bertujuan memberi informasi tentang teknologi pertanian di Indonesia. Naskah belum pernah dipublikasikan.
3. Indonesian Agricultural Research & Development Journal
The Indonesian Agricultural Research and Development Journal (IARDJ) reports review articles on agricultural research and development of the institutes and centers of the Agency for Agricultural Research and Development (AARD, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian) and other agricultural research institutes and universities as well, published quarterly.
The audience for the journal includes science administrators, research managers, development professionals and educators at home as well as abroad. To reach such a broad
audience, articles must be concise and less technical than generally presented in professional technical journals. Only the most essential reference need to be included in each article. However relevant photographs will help to visualize the matter being dealt with.
Lampiran 2. Pedoman bagi Penulis (Notes to Autors) dari beberapa majalah ilmiah sekunder dalam lingkup Badan Litbang Pertanian
1. Buletin AgroBio
JUDUL hendaknya singkat (≤ 14 kata) dan manpu menggambarkan isi pokok tulisan. Karakter pada setiap awal kata (kecuali kata depan) ditulis dengan huruf besar.
NAMA(-NAMA) PENULIS ditulis menurut kelaziman sebutan yang telah digunakan pada pustaka dan di bawahnya diikuti oleh nama instansi dan lokasi tempat penulis bekerja.
ABSTRAK ditulis tidak lebih dari 250 kata yang dituangkan pada satu alinea dengan susunan: judul, nama penulis, dan narasi. Bab ini merupakan ringkasan: (a) ruang lingkup judul, dasar pertimbangan, dan latar belakang, (b) temuan terdahulu, (c) tujuan dan dampak tinjauan, dan (d) kesimpulan. Pada naskah berbahasa Indonesia abstrak ditulis dalam bahasa Inggris sedangkan naskah berbahasa Inggris abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia.
KATA KUNCI terdiri atas 3-5 kata atau gugus kata yang menggambarkan isi.
PENDAHULAAN (nama bab tidak ditulis) mencakup: (a) latar belakang masalah dan jastifikasi, (b) alasan pentingnya tinjauan dibuat, tujuan dan dampak yang diharapkan, dan (c) rangkuman temuan terdahulu yang akan ditinjau, disanggah atau dikembangkan.
SUBJUDUL (sistematika bergantung pada penulis) mempakan kupasan dan bahasan secara analitis tercakup di dalamnya implikasi teoritis dan praktis, kritik, argumentasi, dan asumsi yang perlu dibuktikan tentang suatu subjek. Subjudul meramu berbagai proposisi (termasuk pandangan dan penjelasan dari penulis) baik yang sepaham maupun yang bertentangan (polemik). Gagasan pembuktian dan pemecahan masalah dapat diungkapkan pada masing-masing subjudul atau pada subjudul tersendiri.
KESIMPULAN merupakan hasil nyata dari tinjauan, tercakup di dalamya dampak yang diharapkan.
PUSTAKA disusun menurut abjad. Setiap pustaha terdiri atas nama(-nama) penulis, tahun, judul, nomor halaman, dan penerbit. Pustaka yang dijadikan bahan kajian dibatasi pada judul-judul yang relevan dengan topik tulisan. Jenis pustaka mencakup berbagai artikel primer dan sekunder (terbitan dalam dan luar negeri) dengan jumlah dan perimbangan yang memadai bagi terciptanya tinjauan yang lengkap.
KETENTUAN UMUM:
Naskah diketik pada WordStar atau WinWord, dua spasi, tipe huruf baku ukuran 10 cpi atau 12 points, dan dicetak satu muka pada kertas berukuran A4. Batas pinggiran kertas adalah 3 cm (dari atas, bawah, dan kanan) dan 4 cm (dari kiri). Ketebalan naskah tidak melebihi 50 halaman (termasuk pustaka, tabel, dan gambar). Tabel dikumpulkan di bagian akhir naskah (sebagaimala halnya lampiran). Fayel disimpan dan disalin menurut format aslinya.
Nama dagang bahan kimia digantikan oleh nama umum, sedangkan merek dagang produk lainnya dicetak miring.
2. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pertanian
RUANG LINGKUP: Jurnal ini memuat suatu tinjauan (review) dari hasil-hasil penelitian dan prospek pengembangannya serta bertujuan memberi informasi tentang teknologi pertanian di Indonesia. Naskah belum pernah dipublikasikan.
BAHASA: Jurnal memuat karangan dalam bahasa Indonesia yang baik. Pemakaian istilah supaya mengrkuti Pedoman Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
BENTUK NASKAH: Naskah diketik di atas kertas kuarto putih pada satu permukaan saja, memakai dua spasi. Pinggir kiri kanan tulisan disediakan ruang kosong minimal 3½ cm dari pinggir kertas. Panjang naskah sebaiknya tidak melebihi 20 halaman termasuk tabel dan gambar. Naskah disusun dalam urutan sebagai berikut: judul tulisan, nama pengarang dan alamatnya, abstrak dan kata kunci (bahasa Inggris dan Indonesia), pendahuluan, pokok masalah, kesimpulan dan saran, ditutup dengan daftar pustaka.
JUDUL NASKAH: Judul naskah terdiri dari satu ungkapan yang dengan tepat mencerminkan isi naskah. Nama serta instansi tempat kerja penulis dicantumkan di bawah judul. Bila penulis lebih dari seorang maka perlu menuliskan namanya sesuai dengan kode etik penulisan. Kalau dirasa perlu, judul naskah dapat dilengkapi dengan sub judul untuk mempertegas maksud tulisan.
TEKS NASKAH: Sitasi literatur di dalam teks menggunakan nama penulis bukan nomor dan harus tercantum dalam daftar pustaka. Satuan ukuran di dalam teks dan grafik memakai sistem metrik misalnya dalam satuan mikron, mm, cm, km, untuk panjang; cm2, liter untuk satuan volume; dan g, kg, ton untuk berat. Hindari memakai satuan pikul, kuintal, dan lain sebagainya.
TABEL: Tabel hendaknya diberi judul yang singkat tetapi jelas dengan catatan bawah secukupnya termasuk sumbernya sedemikian rupa sehingga setiap tabel mampu menjelaskan secara mandiri.
GAMBAR DAN GRAFIK: Gambar dan grafik dibuat dengan garis cukup tebal sehingga memungkinkan penciutan dalam proses mencetak. Keterangan grafik dan gambar janganlah ditulis pada grafik dan gambar itu, melainkan pada selembar kertas sendiri sebagai suatu legenda dengan dua spasi. Nama penulis serta nomor gambar harus ditulis dibalik gambar itu disertai sumbernya dengan tulisan pensil lunak. Seperti halnya pada tabel, keterangan yang dimuat pada grafik harus mencukupi agar dapat disajikan secara mandiri. Foto, hitam putih atau berwarna, dicetak dengan kertas mengkilat hendaknya dipilih yang mempuryai kontras yang baik. Slide berwarna lebih diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA: Semua pustaka yang disitir dalam teks hendaknya disusun menurut abjad sesuai nama pengarang.
Redaksi melakukan koreksi dan perbaikan serta mengubah format sesuai dengan sifat jurnal yang informatif tanpa mengubah arti dari naskah. Redaksi akan mengembalikan naskah kepada penulis untuk diperbaiki sesuai dengan hasil koreksi redaksi atau naskah yang tidak dapat diterima dengan alasan, sesuai dengan keputusan rapat Dewan Redaksi. Penulis diharapkan segera mengembalikan perbaikan naskah agar dapat diterbitkan pada waktunya. Kepada tiap penulis diberikan dua eksemplar jurnal ditambah 10 eksemplar reprint.
SURAT MENYURAT: Naskah tulisan hendaknya dikirim rangkap dua dan diberi pengantar dari kepala unit kerja, serta dialamatkan kepada Redaksi Pelaksana Jurnal Penelitian dan Pengembangan pefianian, PUSTAKA, Jalan Ir. H. Juanda 20, Bogor 16122. Telepon: (025I)321746. Fax: 62-251-326561.
3. Indonesian Agricultural Research & Development Journal
The Indonesian Agricultural Research and Development Journal (IARDJ) reports review articles on agricultural research and development of the institutes and centers of the Agency for Agricultural Research and Development (AARD, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian) and other agricultural research institutes and universities as well, published quarterly.
The audience for the journal includes science administrators, research managers, development professionals and educators at home as well as abroad. To reach such a broad audience, articles must be concise and less technical than generally presented in professional technical journals. Only the most essential reference need to be included in each article. However relevant photographs will help to visualize the matter being dealt with.
It is the Editors' task to make the necessary editorial conections and eventually to shape the articles to meet the requirements of the Journal's informative character, without altering the meaning of the articles. Abstracts and keywords in both Indonesian and English are required.
Articles containing 3,000 words or less are preferred. Indicate on subsequent lines: (1) the title of the article, (2) the name(s) of the authors and (3) the name and address of the institute to which the author(s) belongs.
Manuscrips should be typed on A4 white paper, double spaced. An original and three copies are required.
Tables should be simple, concise and clear, and presented on separate pages, one per page. Table caption must be brief yet descriptive.
Figures should be drawn clearly, one per page on A4 (100 grams) white paper or tracing paper suitable for reproduction. Figure captions must be brief and descriptive.
Photographs, black and white or color, should be printed on glossy paper with strong contrast. Color slides are preferred.
References should be placed at the end of the article, alphabetized according to the authors. References in the text should be indicated by names in parentheses.
Lampiran 3. Contoh garis besar topik untuk makalah sekunder
(berdasarkan makalah Moeljopawiro, 1999)
BIOPROSPECTING: PELUANG, POTENSI, DAN TANTANGAN
I. Abstrak
1. Pengertian bioprospecting
2. Usaha bioprospecting
3. Tujuan: membahas bioprospecting )
II. Pendahuluan
1. Status keanekaragaman hayati
2. Sistem globalisasi
3. Persaingan dalam pasar global
4. Faktor persaingan dalam pasar global
5. Tujuan: membahas peluang, potensi, dan tantangan bioprospecting
III. Kebutuhan dan peluang
1. a. Pengertian bioprospecting
b. Hal-hal yang harus diperhitungkan
c. Tujuan bioprospecting
d. Pentingnya konservasi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati
2. Altematif kebijaksanaan nasional dan peraturan
a. Pusat kontak
b. Sistem perijinan akses
c. Peraturan
IV. Potensi
1. Kekayaan keanekaragaman hayati
2. Pemanfaatan keanekaragaman hayati
V. Tantangan
1. Mendapatkan teknologi
2. Aturan untuk mendapatkan dan memanfaatkan teknologi
VI. Kesimpulan
1. Dasar bioprospecting
2. Akses terhadap sumberdaya genetik
3. Kegiatan yang perlu dilakukan
VII. Pustaka
Lampiran 4. Contoh garis besar kalimat untuk makalah sekunder
(berdasarkan makalah Moeljopawiro, 1999)
BIOPROSPECTING: PELUANG, POTENSI, DAN TANTANGAN
I. Abstrak
1. Kita harus mencari dan mengembangkan sumber-sumber baru (senyawa kimia, gen, mikro dan makroorganisme, dan produk alami yang bernilai ekonomis lainnya) yang umum disebut bioprospecting.
2. Usaha peningkatan SDM, kemampuan iptek, analisis pasar, hasil berkelanjutan, dan pengembangan rencana strategis perlu dilakukan.
3. Peluang, potensi, dan tantangan dalam melakukan bioprospecting didiskusikan dalam makalah.
II. Pendahuluan
1. Kita kaya akan keanekaragaman hayati, tetapi belum dimanfaatkan dan dilestarikan secara layak.
2. Sistem globalisasi memberikan peluang menjual produk pasar lokal dan pasar dunia.
3. Pasar global menghendaki produk yang berkesinambungan, bermutu, dan murah.
4. Faktor yang menentukan dalam persaingan pasar global adalah mutu produk dan sumberdaya genetik dari produk tersebut.
5. Makalah membahas peluang, potensi, dan tantangan dalam pemanfaatan sumberdaya genetik secara berkelanjutan.
III. Kebutuhan dan peluang
1. a. Biopespecting merupakal serangkaian kegiatan untuk mendapatkan dan memanfaatkan sumberdaya genetik baru, sehingga menghasilkan produk berkualitas tinggi.
b. Hal-hal yang diperhitungkan dalam bioprospecting, antara lain keuntungan dalam bentuk pengembangan kemampuan dan transfer teknologi.
c. Bioprospecting bertujuan memanfaatkan sumberdaya genetik secara berkelanjutan dan konservasinya.
d. Konservasi keanekaragaman hayati penting untuk bioprospecting.
2. Altematif kebijaksanaan nasional dan peraturan:
a. Perlu menciptakan organisasi yang memproses aplikasi untuk akses terhadap sumberdaya genetik.
b. Perlu sistem perijinan akses terhadap sumberdaya genetik.
c. Perlu peraturan, kebijakan, dan insentif untuk memberikan nilai tambah pada sumberdaya genetik serta meningkatkan kemampuan dalam bioprospecting.
IV. Potensi
1. Kita kaya akan keanekaragaman hayati. Hal ini ditunjukkan oleh keanekaragaman ekosistem yang melahirkan keanekaragaman spesies.
2. Pemanfaatan keanekaragaman hayati melalui pengetahuan tradisional telah dilakukan oleh masyarakat sejak lama. Pemanfaatannya melalui pengetahuan modern telah dilakukan oleh berbagai lembaga penelitian.
V. Tantangan
1. Tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan bioprospecting, antara lain bagaimana mendapatkan teknologi yang diperlukan untuk melaksanakan bioprospecting, dan bagaimana aturan untuk mendapatkan teknologi tersebut dan pemanfaatannya.
2. Teknologi baru yang dapat dimanfaatkan, yaitu: teknologi genom, bioinformatika, biologi molekuler.
3. Contohkerjasanabioprospecting.
VI. Kesimpulan
1. Bioprospecting harus didasarkan pada pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan.
2. Akses terhadap sumberdaya genetik harus dilakukan dengan mempertimbangkan pembagian keuntungan dari produk yang dihasilkan.
3. Beberapa kegiatan perlu dilakukan agar sumberdaya genetik dapat menopang pembangunan sosial ekonomi.
VII. Pustaka
Lampiran 5. Contoh abstrak deskriptif dan informatif dari suatu makalah ilmiah sekunder (berdasarkan makalah Moeljopawiro, 1999)
BIOPROSPECTING: PELUANG, POTENSI, DAN TANTANGAN
1. Abstrak deskriptif
Biopespecting merupakan serangkaian kegiatan untuk mendapatkan dan memanfaatkan sumberdaya genetik baru, sehingga menghasilkan produk berkualitas tinggi. Kegiatan ini harus dilakukan seiring dengan usaha mengkonservasi keanekaragaman hayati secara berkelanjutan. Peluang, potensi, dan tantangan dalam melakukan bioprospecting didiskusikan dalam makalah.
2. Abstrak informatif
Keragaman hayati telah diakses untuk banyak kegunaan oleh para peneliti asing, perusahaan swasta, dan penduduk lokal dengan kurang atau tanpa menghargai kegiatan konservasi. Indonesia telah dikenal sebagai negera dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Jika tidak dikelola secara layak, keanekaragaman hayati di Indonesia hanya akan menjadi sebuah sejarah. Sistem globalisasi telah merubah garis batas ekonomi di antara negara di dunia. Pada satu sisi, globalisasi memberikan peluang bagi suatu negara untuk menjual produk, tidak hanya untuk pasar lokal, tetapi juga untuk pasar dunia. Pada sisi lain, kita dipaksa untuk mengikuti standar intemasional untuk produk yang berkualitas, murah, dan terjaminan kuantitasnya. Dengan kata lain, kita harus bekerja lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, kita harus secara sistematik mencari dan mengembangkan sumber-sumber baru senyawa kimia, gen, mikro dan makroorganisme, serta produk alami yang bernilai ekonomis lainnya, yang umum disebut bioprospecting. Untuk memenuhi kebutuhan itu, pengembangan sumberdaya manusia, kemampuan iptek, analisis pasar, hasil yang berkelanjutan, dan pengembangan rencara strategis, perlu dilakukan secara simultan. Peluang, potensi, dan tantangan dalam melakukan bioprospecting didiskusikan dalam makalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar